Jurnalis: Solikin
Blora, PANI News.- Pendataan Kawasan Cagar Budaya Paseban Agung Pangeran Benowo di Desa Panolan pada 18/6/2025.
Bertempat di Desa Panolan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Indonesia, tempat Bersejarah yang di duga Situs atau Cagar Budaya, pada hari Rabu tanggal 18/6/2025, pendataan yang sudah lama ditunggu tunggu akhirnya dapat terwujud, mengingat dari cerita masyarakat setempat, sudah sering di janjikan untuk pendataan situs/cagar budaya namun hingga kini belum terwujud, seperti yang dikatakan Ketua PJI(Perkumpulan Jurnalis Indonesia) Demokrasi Kabupaten Blora, Suryono "Alhamdulillah, pengajuan Pendataan Kawasan Cagar Budaya di Desa Panolan dikabulkan, dan langsung ditindaklanjuti, padahal kami mengirimkan suratnya hari Senin tanggal 16/6/2025, hari Rabu sudah dikunjungi langsung oleh Bidang Kebudayaan dan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Blora, serta saya juga ucapkan terima kasih kepada Anggota DPRD Kabupaten Blora, Gus Husen yang turut serta mendampingi pendataan ini". Ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Panolan, Kurmaeni Kurniawan, saat sambutan mengatakan, "Terima kasih kepada DINPORABUDPAR (Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata) Blora yang sudah mengabulkan permohonan kami, juga Anggota DPRD Blora, Gus Husen yang ikut hadir di Desa Panolan, sebuah kehormatan bagi kami atas bisa terlaksananya, keingingan pendataan Cagar Budaya ini, sudah sejak beberapa tahun yang lalu kami dijanjikan pendataan Cagar Budaya, namun baru kali ini dikabulkan.
Juga Ketua PJI Demokrasi Blora, mas Suryono yang sudah menjadi penyambung pendataan ini, serta tim media yang ikut serta mempublikasikan kearifan lokal di Desa Panolan.
Di Desa Panolan saat ini, memang masih ada peninggalan leluhur, yang dari cerita turun temurun orang tua kami adalah peninggalan di era Jipang Panolan, yang saat itu di Pimpin oleh Pangeran Benowo, yang dari sejarah beredar juga pernah menjadi Raja Pajang, dan beliau merupakan Putra Mahkota dari Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir.
Konon juga ada yang menceritakan bahwa Pangeran Benowo mempunyai istri dari Putrinya Arya Penangsang yang bernama Ratu Ayu Mirah atau dimasyarakat lebih dikenal Mbah Mayrah.
Dan, Paseban Agung Pangeran Benowo yang ada di Desa Panolan, konon juga tempat masa kecilnya Arya Penangsang yang saat itu diasuh oleh Patih Mentaun,
Tetapi yang kami heran, kenapa tempat yang ada sejarahnya tersebut malah belum terdata menjadi Kawasan Cagar Budaya, sedangkan dari sejarah yang ada, Pangeran Benowo merupakan kakaknya Mbah Jati Kusumo dan Jati Suworo di Janjang, juga Kakaknya Pangeran Anom/Penjaringan/Mbah Ndoro Balun, serta Suaminya Mbah Mayrah yang makamnya ada di Sorogo Kelurahan Ngelo.
Untuk itu, besar harapan kami, setelah pendataan ini, Desa Panolan bisa menjadi desa yang mempunyai Kawasan Cagar Budaya, untuk melestarikan tradisi leluhur seperti yang ada di Desa Jipang, Desa Ngloram, dan desa desa lainnya".
DINPORABUDPAR, melalui SubKor Kebudayaan Blora, Sri Sumarwiyati, SE mengatakan,"Mohon maaf bapak, pak Kadin (kepala dinas) tidak bisa ikut, karena ada tugas ke Semarang, juga ibu Kabid (kepala bidang) Kebudayaan juga ada tugas lain, dan hanya saya selalu SubKor Kebudayaan beserta tim TACB (tim ahli cagar budaya) yang bisa hadir.
Terkait pendataan Kawasan Cagar Budaya, nanti akan dijelaskan langsung oleh tim yang hadir, diantaranya, Perwakilan TACB : Dwiyanto, SS, M.Hum, Pamong budaya : Fika Nuriavi, SS, Staf Operasional: Lukman Wijayanto, Monggo pak Dwi untuk menjelaskannya". Ucapnya seraya mempersilahkan ke Tim TACB.
Tim TACB, melalui Dwiyanto SS, M.Hum menjelaskan, "Terima kasih waktunya ibu, jadi untuk menjadi Kawasan Cagar Budaya, sesuai UU Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010, paling tidak ada 2 situs yang berdekatan. Situs yaitu lokasi
keberadaan benda, bangunan maupun struktur cagar budaya baik di darat maupun di air. Hasil dari pendaftaran cagar budaya akan dikaji oleh tim ahli cagar budaya yg selanjutnya menghasilkan rekomendasi penetapan. Yang membuat SK tersebut adalah bupati". Jelasnya.
Sedangkan, menurut anggota DPRD Blora Dapil 2, dari Partai PKB, yang lebih dikenal Gus Husen mengatakan, "Jujur saya sangat bangga bisa ikut membersamai pendataan Kawasan Cagar Budaya ini, apalagi di Desa Panolan, dan ini pertama saya kesini, karena sejak saya masih kuliah, sudah sering saya dengar nama Jipang Panolan, bukan hanya Panolan saja, tapi yaitu, saat ini saya baru tahu, ternyata nama Jipang Panolan yang dulu sering saya dengar di Sejarah memang ada, juga ternyata ada sejarahnya, meskipun saat ini namanya hanya Panolan tetap saja di Sejarah masa lalu namanya tetap Jipang Panolan.
Apalagi ada Paseban Agung Pangeran Benowo, yang menurut sejarah merupakan ayahnya Mbah Sambu Lasem, Juga Putranya Sultan Hadiwijoyo, sangat istimewa menurut saya, karena banyak desa yang ingin memajukan kearifan lokal, namun karena tidak ada sejarahnya ya lewat tradisi kekinian, Monggo pak kades, saya siap bantu untuk ISBN buku tentang Paseban Agung Pangeran Benowo di Desa Panolan, seperti Sejarah Sunan Ngudung di Desa Ngloram, Alhamdulillah hari ini ISBN nya sudah turun, tinggal proses cetak". Pungkasnya.
Setelah sambutan dan diskusi, semua yang hadir dipersilahkan untuk menyantap hidangan khusus yang dibuat oleh keluarga besar Kepala Desa Panolan, yaitu kuliner khas Opor Panolan dan Pepes Jendil Panolan, yang menurut Kepala Desa Panolan, nelayan terbesar di Kabupaten Blora berasal dari Desa Panolan.
Setelah menikmati kuliner khas Desa Panolan, semua yang hadir menuju tempat Pusaka Peninggalan Desa Panolan yang ada di Rumah Adat Panolan, kemudian menuju ke Paseban Agung Pangeran Benowo.